- Peranginangin Sukatendeli
Menurut cerita lisan, merga ini tadinya telah menguasai daerah Binje
dan Pematang Siantar. Kemudian bergerak ke arah pegunungan dan sampai di
Sukatendel. Di daerah Kuta Buloh, merga ini terbagi menjadi :
- Peranginangin Kuta Buloh
Mendiami kampung Kuta Buloh, Buah Raja, Kuta Talah (sudah mati), dan
Kuta Buloh Gugong serta sebagian ke Tanjung Pura (Langkat) dan menjadi
Melayu.
- Peranginangin Jombor Beringen
Merga ini mendirikan, kampung-kampung, Lau Buloh, Mburidi,
Belingking,. Sebagian menyebar ke Langkat mendirikan kampung Kaperas,
Bahorok, dan lain-lain.
- Peranginangin Jenabun
Merga ini juga mendirikan kampong Jenabun,. Ada cerita yang mengatakan mereka berasal dari keturunan nahkoda (pelaut) yang dalam bahasa Karo disebut Anak Koda Pelayar. Di kampung ini sampai sekarang masih ada hutan (kerangen) bernama Koda Pelayar, tempat pertama nahkoda tersebut tinggal.
- Peranginangin Kuta Buloh
Mendiami kampung Kuta Buloh, Buah Raja, Kuta Talah (sudah mati), dan
Kuta Buloh Gugong serta sebagian ke Tanjung Pura (Langkat) dan menjadi
Melayu.
- Peranginangin Kacinambun
Menurut cerita, Peranginangin Kacinambun datang dari Sikodon-kodon ke Kacinambun.
- Peranginangin Bangun
Alkisah Peranginangin Bangun berasal dari Pematang Siantar, datang ke
Bangun Mulia. Disana mereka telah menemui Peranginangin Mano. Di Bangun
Mulia terjadi suatu peristiwa yang dihubungkan dengan Guru Pak-pak Pertandang Pitu Sedalanen. Di mana dikatakan Guru Pak-pak menyihir (sakat) kampung Bangun Mulia sehingga rumah-rumah saling berantuk (ersepah),
kutu anjing (kutu biang) mejadi sebesar anak babi. Mungkin pada waktu
itu terjadi gempa bumi di kampung itu. Akibatnya penduduk Bangun Mulia
pindah. Dari Bangun Mulia mereka pindah ke Tanah Lima Senina, yaitu Batu
Karang, Jandi Meriah, Selandi, Tapak, Kuda dan Penampen. Bangun
Penampen ini kemudian mendirikan kampung di Tanjung. Di Batu Karang,
merga ini telah menemukan merga Menjerang dan sampai sekarang silaan di Batu Karang bernama Sigenderang.
Merga ini juga pecah menjadi :
- Keliat
Menurut budayawan Karo, Paulus Keliat, merga Keliat merupakan pecahan
dari rumah Mbelin di Batu Karang. Merga ini pernah memangku kerajaan di
Barus Jahe, sehingga sering juga disebut Keliat Sibayak Barus Jahe.
- Beliter
Di dekat Nambiki (Langkat), ada satu kampung bernama Beliter dan
penduduknya menamakan diri Peranginangin Beliter. Menurut cerita, mereka
berasal dari merga Bangun. Di daerah Kuta Buluh dahulu juga ada kampung
bernama Beliter tetapi tidak ditemukan hubungan anatara kedua nama
kampung tersebut. Penduduk kampung itu di sana juga disebut
Peranginangin Beliter.
- Keliat
Menurut budayawan Karo, Paulus Keliat, merga Keliat merupakan pecahan
dari rumah Mbelin di Batu Karang. Merga ini pernah memangku kerajaan di
Barus Jahe, sehingga sering juga disebut Keliat Sibayak Barus Jahe.
- Peranginangin Mano
Peranginangin Mano tadinya berdiam di Bangun Mulia. Namun,
Peranginangin Mano sekarang berdiam di Gunung, anak laki-laki mereka
dipanggil Ngundong.
- Peranginangin Pinem
Nenek moyang Peranginangin Pinem bernama Enggang yang bersaudara dengan Lambing, nenek moyang merga Sebayang dan Utihnenek moyang merga Selian di Pakpak.
- Sebayang
Nenek Moyang merga ini bernama Lambing, yang datang dari Tuha di
Pak-pak, ke Perbesi dan kemudian mendirikan kampung Kuala, Kuta Gerat,
Pertumbuken, Tiga Binanga, Gunung, Besadi (Langkat), dan lain-lain.
Merga Sembayang (Sebayang) juga terdapat di Gayo/Alas.
- Peranginangin Laksa
Menurut cerita datang dari Tanah Pinem dan kemudian menetap di Juhar.
- Peranginangin Penggarun
Penggarun berarti mengaduk, biasanya untuk mengaduk nila (suka/telep) guna membuat kain tradisional suku Karo.
- Peranginangin Uwir
- Peranginangin Sinurat
Menurut cerita yang dikemukakan oleh budayawan Karo bermarga Sinurat
seperti Karang dan Dautta, merga ini berasal dari Peranginangin Kuta
Buloh. Ibunya beru Sinulingga, dari Lingga bercerai dengan ayahnya lalu
kawin dengan merga Pincawan. Sinurat dibawa ke Perbesi menjadi juru
tulis merga Pincawan (Sinurat). Kemudian merga Pincawan khawatir merga
Sinurat akan menjadi Raja di Perbesi, lalu mengusirnya. Pergi dari
Perbesi, ia mendirikan kampung dekat Limang dan diberi nama sesuai
perladangan mereka di Kuta Buloh, yakni Kerenda.
- Peranginangin Pincawan
Nama Pincawan berasal dari Tawan, ini berkaitan dengan adanya perang
urung dan kebiasaan menawan orang pada waktu itu. Mereka pada waktu itu
sering melakukan penawanan-penawanan dan akhirnya disebut Pincawan.
- Peranginangin Singarimbun
Peranginangin Singarimbun menurut cerita budayawati Karo, Seh Ate br
Brahmana, berasal dari Simaribun di Simalungun. Ia pindah dari sana
berhubung berkelahi dengan saudaranya. Singarimbun kalah adu ilmu dengan
saudaranya tersebut lalu sampailah ia di Tanjung Rimbun (Tanjong Pulo)
sekarang. Disana ia menjadi gembala dan kemudian menyebar ke Temburun,
Mardingding, dan Tiga Nderket.
- Peranginangin Limbeng
Peranginangin Limbeng ditemukan di sekitar Pancur Batu. Merga ini
pertama kali masuk literatur dalam buku Darwan Prinst, SH dan Darwin
Prinst, SH berjudul Sejarah dan Kebudayaan Karo.
- Peranginangin Prasi
Merga ini ditemukan oleh Darwan Prinst, SH dan Darwin Prinst, SH di
desa Selawang-Sibolangit. Menurut budayawan Karo Paulus Keliat, merga
ini berasal dari Aceh, dan disahkan menjadi Peranginangin ketika orang
tuanya menjadi Pergajahen di Sibiru-biru.
Tuesday, May 29, 2012
Sejarah Marga Perangin-angin
Marga Perangin-angin merupakan salah satu marga yang terdapat dalam suku karo. Merga Perangin-angin terbagi atas beberapa sub merga, yakni :
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
ini suatu masukan yg sgt berarti,karna selama ini saya belum pernah dpt artikel sprti ini.
ReplyDeletemenurut sejarah di penampan marga bangun lah yang berpindah desa dari penampen kesain rumah jahe menuju batu karang dan tinggal lah marga perangin angin tanjung yang menduduki penampen kesain rumah julu
ReplyDeleteSejarah Prasi ini perlu dikaji lebih luas lagi sebab memang benar kami keturunan Perangin angin Prasi adalah keturunan dari Aceh dan perjalan kisah yg cukup panjang dari keturunan raja Aceh hingga sampai ke tanah Karo dari tanah Selian Aceh tenggara ke batu karang Kuta bangun hingga sampailah ke daerah sibolangit sampai sembahe Kuta penungkiren yang saya ketahui ( cerita dari alm.kakek Timbul Perangin angin Prasi ) adek kandung Bulang perbaju kabang dikatakan org sakti krna bisa terbang dgn menggunakan jubahnya jga memiliki bekas tempat mandi aliran air pancuran ( tapien ) seputaran warga sibolangit/sembahe air menyebut ZAM ZAM krna segala penyakit bisa disembuhkan setelah meminum air tersebut .
ReplyDeleteAda jga nenek kami yg masih gadis yg konon ceritanya dilarikan orang bunian ( Umang ) , jadi saya sangat berharap agar sejarah Prasi ini bisa di faktakan kembali historinya . Saya jga baru mengetahui bahwa keturunan Prasi banyak jga di daerah Talapeta , bagi yg mengetahui mari kita bersama² menggali informasi yg lebih banyak . Terimakasih
Bujur melala atas artikelnya . Wassalamu'alaikum